Kamis, 12 Maret 2015

Manfaat memotong Kuku Bagi KesehatanManfaat Memotong Kuku Bagi Kesehatan

Memotong Kuku aktivitas sederhana namun wajib dilakukan oleh semua orang adalah Memotong Kuku. Semua orang pasti akan memotong kukunya yang sudah panjang, Kecuali anda memang ingin mengoleksi kuku anda hingga panjang tertentu.
Memotong Kuku Memiliki Manfaat Untuk kesehatan dan bisa menghindari kejadian yang bisa melukai diri anda ataupun orang lain, Berikut ini adalah beberapa manfaat memotong kuku bagi kesehatan

1. Menghindari kuku tumbuh ke dalam
Kuku menjadi tumbuh kedalam jika dibiarkan dan tidak dipotong secara teratur, karena kuku yang tumbuh terlalu panjang akan dapat menembus kulit lalu menyebabkan rasa sakit terhadap kulit.


2. Mengurangi infeksi bakteri
Kuku yang panjang bisa menyebabkan infeksi pada bakteri, apa lagi saat kamu menggunakan sepatu dan juga kaos kaki. Hal ini akan membuat kuku menjadi sulit bernapas dan akhirnya membuat kuku menjadi terinfeksi oleh bakteri.


3. Menjaga kebersihan kuku
Memotong kuku secara teratur juga dapat menjaga kebersihan kuku dan tampak enak dilihat. Kuku yang terpotong rapi akan menunjukan kebersihan diri kita sendiri. Selain itu, kuku yang dipotong juga dapat menghindarkan dari kuku ruam, kutu air, merah dikuku dan juga kuku yang berwarna kuning. 


4. Menghindari cedera karena kuku panjang
Cedera ini bisa disebabkan karena kuku yang terbentur ke benda keras, atau kuku yang menggores atau tercakar ke kulit sehingga menimbulkan cedera pada kulit kita sendiri ataupun orang lain di sekitar kita.


Naah.. mulai dari sekarang jangan malas-malasan ya potong kukunya. Semoga bermanfaat:):):):)

Rabu, 11 Maret 2015





APLIKASI BENCANA BUATAN UGM (Universitas Gajah Mada) RAIH JUARA DI LONDON

Aplikasi Bencana Buatan UGM Raih Juara di London
Ilustrasi aplikasi Quick disaster

Aplikasi bencana karya tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, sukses menyabet penghargaan Global Winner dalam kompetisi aplikasi yang diadakan Bank Dunia, "Code For Resilience" di London, Inggris, pada 30 Juni 2014. Aplikasi bernama Quick Disaster ini meraih juara setelah pada seleksi awal terpilih ke dalam sepuluh besar.

Penyerahan penghargaan dihadiri ratusan kalangan profesional. Di antaranya, Wali Kota London, pejabat dari Bank Dunia, serta perwakilan Google, Microsoft, Mozilla, Net Hope, dan sejumlah perusahaan teknologi lainnya.

Pemimpin tim, Daniel Oscar Baskoro, menyatakan terpilihnya Quick Disaster menjadi juara Global Winner merupakan hal yang sangat luar biasa dan menggembirakan. Capaian ini membuktikan bahwa proses riset yang mereka lakukan di kampus ternyata dapat membuahkan hasil.

"Penghargaan ini menunjukkan kalau karya anak bangsa mampu bersaing di tingkat dunia," katanya kepada Tempo lewat surat elektronik, Selasa, 1 Juli 2014. Oscar dan timnya saat ini masih berada di London sampai pertengahan Juli.

Oscar mengatakan peserta kompetisi aplikasi berasal dari seluruh negara di dunia. Kompetisi dua tahunan ini dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari sembilan orang yang merupakan kalangan profesional dari berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Quick Disaster dikembangkan oleh empat mahasiswa program studi ilmu komputer dan satu mahasiswa program studi geofisika. Mereka masing-masing Daniel Oscar Baskoro (manajer proyek), Zamahsyari (pemrogram), Bahrunnur (pemrogram), Sabrina Woro Anggraini (copy writer), dan Maulana Rizki Aditama (analis data). Aplikasi ini sebelumnya mendapat trofi pada acara penghargaan Understanding Risk Forum di ExCel, London.

Oscar mengatakan Quick Disaster merupakan aplikasi untuk mengantisipasi bencana alam yang dikembangkan pada wearable devices Google Glass dan kini sudah pada tahap pengembangan versi 2.0. Dengan aplikasi ini, para pengguna Google Glass akan mendapatkan tiga bagian informasi penting tentang bencana, yakni sebelum bencana, menampilkan informasi riwayat bencana suatu daerah; saat bencana, menampilkan informasi solusi ketika terjadi bencana; dan pasca-bencana, rehabilitasi dengan fitur integrasi foto pengguna pada daerah bencana dengan media sosial.
PELAJAR KENDAL BUAT DETEKTOR BELATUNG BUAH

Pelajar Kendal Buat Detektor Belatung Buah


TEMPO.CO, Jakarta - Belatung menjadi hama menjengkelkan bagi penggemar buah. Belatung yang menetas dari telur lalat itu merusak daging buah dari dalam. Keberadaan larva lalat itu di dalam buah sulit dideteksi. Meski kulit buah tampak mulus, bisa jadi bagian dalamnya sudah hancur akibat belatung. Berangkat dari hal itu para pelajar dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kendal, Jawa Tengah, membuat detektor untuk melacak keberadaan belatung.

Detektor yang dibuat siswi kelas XII SMAN 1 Kendal, Nabella Permatasari dan Aska Nurdiana, bisa melacak suara gerakan belatung. Di dalam detektor, mereka memasang stetoskop yang biasa dipakai petugas medis sebagai "penangkap" suara.

"Meski tersembunyi di dalam daging buah, belatung tetap mengeluarkan suara yang sangat halus ketika bergerak, tapi itu bisa terdeteksi," kata Aska kepada Tempo dalam ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) ke-10 di SMESCO Exhibition Hall, Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2014.

Selain tampil dalam pameran, Nabella dan Aska juga mengikuti kompetisi National Young Inventor Award yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berbarengan dengan IEYI 2014. Ide membuat detektor itu muncul karena banyak orang yang tertipu saat beli buah yang bagian luarnya mulus namun banyak belatung di dalamnya. "Saya juga sering mengalaminya, mengupas buah ternyata banyak belatungnya padahal luarnya mulus," kata Aska yang mengaku takut melihat belatung.

Detektor yang dibuat Aska dan Nabella berbentuk kotak dengan ukuran 15 x 25 sentimeter. Wujudnya mirip timbangan buah elektronik yang biasa dipakai tukang buah. Di dalam alat itu terdapat stetoskop yang disambung dengan mikrofon mini, papan sirkuit, dua baterai 9 volt dan rangkaian lampu light-emitting diodes (LED). "Suara belatung yang tertangkap oleh membran stetoskop diperkuat dengan mikrofon mini lalu diubah menjadi listrik mengaktifkan lampu LED," kata Aska.

Kotak itu juga dilengkapi dengan silinder kedap suara untuk memblokir kebisingan yang bisa mengintervensi kerja detektor. "Detektor ini sangat sensitif. Suara halus belatung saja terdeteksi makanya dilengkapi penghalang kedap suara itu," kata Agus Cahyono, guru fisika dan pembimbing riset Nabella dan Aska.

Untuk melacak belatung, cukup letakkan buah di atas kotak detektor. Silinder kedap suara dipakai untuk menyelubungi buah sekaligus menyingkirkan suara eksternal agar tidak mengganggu penangkap suara di dalam detektor. Jika lampu LED di detektor berkedip konstan, buah itu sudah tercemar oleh belatung. "Jadi tanpa membelah buahnya kita sudah tahu di dalamnya ada belatung," kata Aska.

Agus mengatakan detektor itu bisa berfungsi untuk semua buah yang berkulit lunak. Detektor itu sudah diuji coba untuk melacak keberadaan belatung di dalam buah jambu air, jambu biji, dan mangga. "Buah terbesar yang sudah diuji coba adalah mangga. Kami akan kembangkan alat ini sehingga bisa dipakai untuk mendeteksi buah berkulit keras," ujarnya.